TRADISI ACARA MAPPADENDANG DI GELAR DI DESA TUKAMASEA KEC BANTIMURUNG KAB MAROS

Transnusi.com Makassar  Masyarakat Indonesia dari dahulu terkenal dengan tradisi dan adat istiadatnya yang beragam dan unik. Makanya tidak heran jika setiap daerah memiliki tradisi dan adat istiadat yang berbeda- beda pula. Contohnya saja tradisi yang ada di Dusun Pajjaiang Desa Tukamasea Kecamatan Bantimurung Kabupaten Maros Sulawesi Selatan sebuah tradisi unik yang sudah ada sejak nenek moyang dulu,dan masih dipertahankan oleh masyarakat hingga sekarang ini. Acara kegiatan Mappadendang ( pesta panen) Adat Bugis Sulawesi Selatan. Mappadendang atau yang lebih dikenal sebutan pesta tani pada suku Bugis merupakan suatu pesta syukur atas keberhasilannya dalam menanam padi kepada yang maha kuasa. Mappadendang sendiri merupakan suatu pesta yang diadakan dalam rangka besar- besaran, salah- satunya adalah acara penumbukan gabah pada lesung dengan tongkat besar sebagai penumbuknya, tarian pemuda dusun pajjaiang berkolaborasi dengan masyarakat setempat, dan irama kacapin, serta teater tentang kisa putri seangsri

Mappadendang adalah merupakan suatu pesta yang diadakan dalam rangka besar- besaran yang berlangsun di Dusun PAJJAIANG Desa Tukamasea Kecamatan Bantimurung Kabupaten Maros pada Senin 28 Maret 2022. Salah satu rangkaian yakni acara penumbukan gabah pada lesung dengan tongkat besar sebagai penumbuknya, tarian oleh Pemuda Dusun PAJJAIANG dan berkolaborasi dengan masyarakat setempat, kacapin serta teater tentang kisah putri seangsri.

Bacaan Lainnya

Muh. Arfa selaku ketua Ikatan Pemuda PAJJAIANG ( IPP) Kabupaten Maros mengatakan kegiatan tersebut yang dihadiri oleh Kepala Desa Tukamasea atau mewakili, Ketua BPD, Babinsa, Bhabinkamtibmas, Ketua PKK, Sekcam Salenrang, Insan Pers, Tokoh Masyarakat, dan sejumlah Organisasi. Acara kegiatan Mappadendang tetap berjalan meski masih dalam keadaan pandemi Covid-19, ditengah globalisasi dan modernisasi tetap semangat melaksanakannya dengan menerapkan protokol kesehatan.” ungkapnya.

Lanjut Muh Arfa mengatakan, bahwa pesta ini merupakan bentuk pagelaran seni tradisional Bugis Makassar karena merupakan sebuah pertunjukan unik yang menghasilkan bunyian irama teratur atau nada dari keahlian pemain yang beraksi dalam bilik Baruga disebut Pakkindona, sedang pria yang menarik dan menabur bagian ujung lesung disebut Pakkambona. Bilik Baruga terbuat dari bambu, serta memiliki pagar yang terbuat dari anyaman bambu yang disebut Walasoji. Begitu juga pakaian yang dikenakan saat acara Mappadendang dimulai penarik dan pemain yang akan tampil biasanya mengenakan pakaian adat yang telah ditentukan,” terangnya.

Selain itu, acara Mappadendang sendiri juga memiliki nilai magis yang lain. Disebut juga sebagai pensucian gabah yang dalam arti masih terkait dengan batangnya dan terhubung dengan tanah menjadi ase ( beras ) yang nantinya akan menyatu dengan manusianya. Olehnya itu perlu dilakukan pensucian agar lebih berberkah.” kuncinya

 

 

Laporan : Samsir / Wempy

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *