Delapan WNI ABK di Kapal MV JIAN YE Sudah 6 Bulan Tidak Terima Gaji

Transnusi.com Makassar  Delapan Warga Negara Indonesia (WNI) yang bekerja sebagai Anak Buah Kapal (ABK) di kapal MV JIAN YE ini sudah habis kontrak namun selama Februari hingga bulan Juli belum pernah terima gaji.

Diketahui Kapal itu sedang mengalami kerusakan mesin.

Bacaan Lainnya

Kedelapan Crew tersebut berharap bisa kembali ke Indonesia dan dibayarkan hak-haknya, Crew beserta nakhoda meminta tolong kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk dipulangkan ke Tanah Air.

Beritanya tersiar pada 5 Juli 2022. Malam, Delapan ABK itu masih menunggu bantuan dari pemerintah dan pihak-pihak terkait untuk pemulangan mereka

Saat ini kedelapan Crew merasa stress, mereka diberitakan meminta tolong kepada Presiden Jokowi. Kabar mereka yang terlunta-lunta di kapal China tersiar lewat pesan viral. Kedelapan Crew menyampaikan aspirasi melalui media sosial (medsos) bertuliskan permintaan tolong ke Jokowi sebagai berikut:

“Assalamualaikum wr.wb dan selamat malam,ijin kan kami menyampaikan aspirasi kami melalui postingan ini,kami 8 crew Indonesia bekerja di kapal MV.JIAN YE saat ini kapal kami berada di pelabuhan Kaohsiung,Taiwan perusahaan tidak membayar kan gaji kami selama hampir 6 bulan dan juga kami sudah finish contract dan meminta pulang ke Indonesia tapi hingga saat ini tidak ada kejelasan mengenai kasus kami,kami sudah melaporkan kasus ini kepada KDEI (Kantor Dagang Ekonomi Indonesia) di Taipei dan juga kepada ITF (International Transportation Federation) tapi hingga saat ini tidak ada hasil yang kami peroleh,pemerintah taiwan mengatakan mereka tidak memperbolehkan kapal asing melakukan pergantian kru di negara ini,tapi di sisi lain perusahaan juga tidak ingin melakukan pergantian kru di negara lain,maka dari itu kami ingin meminta bantuan dan juga pertolongan kepada pemerintah Indonesia,terkhusus kepada presiden republik indonesia bapak IR.H.JOKO WIDODO agar bisa berkordinasi langsung dengan pemerintah taiwan,agar kami bisa pulang secepatnya ke Indonesia disini kami sangat menderita,sangat jenuh dan sangat stress untuk memikirkan nasib kami,selama ini kami sudah sabar menunggu karna pihak KDEI mengatakan kasus kami masih dalam proses,tapi sampai kapan kami harus menunggu? Di saat keluarga di rumah juga membutuhkan makan dan masih banyak urusan yang harus kami selesaikan di Indonesia,perusahaan memaksa kami untuk bertahan tetapi mereka tidak membayarkan gaji kami. Saya pribadi sangat memohon bantuan teman-teman sekalian untuk dapat membantu menyebar luaskan kasus kami hingga mendapatkan bantuan dari pemerintah Indonesia,karena segala jalan telah kami tempuh mungkin ini jalan terakhir yang bisa kami tempuh atas perhatian nya saya ucapkan banyak terimakasih.

Kronologi

Kedelapan Warga Negara Indonesia (WNI) bekerja untuk perusahaan kapal MV JIAN YE
Kontrak mereka berakhir pada Mei 2022.

Namun ternyata, bukannya bisa pulang namun kedelapan WNI bersama 1 ABK China malah belum mendapat kejelasan, Pasalnya pemerintah Taiwan mengatakan mereka tidak memperbolehkan kapal asing melakukan pergantian Crew di negara Taiwan.

Pada 6 Juli 2022, Pagi , mereka menghubungi Sekjend Serikat Pelaut Sulawesi Selatan (SPSS), Jufri Tutu untuk meminta bantuan dipulangkan serta bantuan mediasi pelunasan gaji yang belum terbayarkan sejak Februari – Juli 2022.

Jufri Tutu berharap KJRI bisa membantu memulangkan mereka, namun prosesnya menjadi tidak mudah karena tidak ada izin pergantian Crew di Negara tersebut.

“semoga ada titik terang pemulangan kedelapan crew ke Indonesia dan mendapatkan hak-haknya yang belum terbayarkan oleh pihak perusahaan,”tegas Jufri Tutu Sekjend Serikat Pelaut Sulawesi Selatan (SPSS)

Sementara dikonfirmasi ke salah satu orang tua ABK ibu Faridah mengatakan selama bulan Mei tahun 2021 hingga Februari 2022 gaji anak saya lancar.

Namun terhitung bulan februari hingga Juli gaji anak saya sudah tidak masuk lagi.

Ibu Faridah berharap anaknya bisa kembali ke Makassar dengan selamat.

“saya berharap anak saya bisa kembali ke Makassar Pak, Hanya dia saat ini yang menjadi tulang punggun

 

 

Laporan : Sadikin Rahmad

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *