Cekcok Pedagang Asongan di Anjungan Pantai Losari Viral, Berakhir Damai

blank

MAKASSAR, SULSEL Insiden cekcok antara dua pedagang asongan di Anjungan Pantai Losari Makassar sempat viral di media sosial. Peristiwa itu terjadi pada Selasa malam, 23 September 2025, di area Anjungan Mandar dan mengundang perhatian banyak pihak.

Dalam video yang beredar, tampak seorang pedagang wanita paruh baya, Dg. Baya (50), bersitegang dengan seorang pedagang lain bernama Arul. Video tersebut direkam oleh sejumlah mahasiswa yang sedang berkunjung, lalu diunggah ke media sosial dengan judul “Viral! Pedagang Ngamuk di Anjungan Pantai Losari, Gara-gara Ada Pesaing Baru!”. Unggahan itu tersebar luas, dibagikan 491 kali, mendapat 632 komentar, serta 17,3 ribu tanda suka.

Bacaan Lainnya

Namun, belakangan diketahui bahwa kejadian itu hanyalah kesalahpahaman semata. Hal ini terungkap setelah pihak UPTD Anjungan Pantai Losari, melalui Kepala UPTD Muliany Rosa Arifin, bersama salah satu pemuda pejuang Losari, Kamal Losari, mempertemukan kedua pedagang tersebut untuk menyelesaikan permasalahan, Kamis (25/9/2025).

Dalam pertemuan yang berlangsung di ruang UPTD, Arul secara terbuka menyampaikan permohonan maaf kepada Dg. Baya. Ia mengakui kesalahannya, termasuk karena sempat meminta kepada mahasiswa untuk memviralkan peristiwa tersebut.

“Saya meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada Ibu Dg. Baya dan pihak UPTD. Saya juga menyesal telah meminta mahasiswa untuk memviralkan kejadian ini. Saya berjanji tidak lagi berjualan di Anjungan Mandar, sesuai aturan yang berlaku,” ujar Arul.

Dg. Baya pun turut menyampaikan permintaan maaf karena telah melontarkan kata-kata kasar dan melempar batu ketika emosi memuncak.

“Saya khilaf dan mohon maaf atas kata-kata saya yang kurang pantas. Saat itu saya sudah menahan emosi karena sering menegur, tapi akhirnya terpancing juga,” kata Dg. Baya.

Arul menerima permintaan maaf tersebut, dan keduanya sepakat berdamai serta tidak lagi memperpanjang masalah.

Menariknya, mahasiswa yang merekam dan mengunggah video itu juga hadir dalam pertemuan dan turut meminta maaf. Mereka mengaku tidak menyangka rekaman tersebut akan menjadi viral dan menimbulkan kesalahpahaman di tengah masyarakat.

“Kami meminta maaf kepada Ibu Dg. Baya, karena video yang kami unggah tidak sesuai dengan kronologi sebenarnya. Kami menyesal hal ini jadi viral,” ungkap salah satu mahasiswa.

Kasus ini menjadi pengingat bagi masyarakat, khususnya pengguna media sosial, agar lebih berhati-hati dalam membagikan konten. Sebab, video yang tidak sesuai fakta dapat menimbulkan kerugian dan kesalahpahaman bagi orang lain. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *